
Sejumlah video di TikTok memancing kepanikan publik karena memperlihatkan harimau Sumatera turun ke permukiman warga saat banjir. Potongan video tersebut tersebar luas tanpa verifikasi sehingga menimbulkan kesan bahwa banjir bandang di Sumatera membuat satwa liar keluar dari habitatnya. Untuk menguji kebenaran klaim tersebut, dilakukan penelusuran visual, perbandingan data biologis, serta pengecekan melalui deteksi konten AI.

Tangkapan layar video harimau Sumatera saat banjir. (Sumber: TikTok).
Konteks Klaim
Beberapa video yang beredar di TikTok memperlihatkan harimau Sumatera tengah berjalan di area banjir yang diklaim terjadi di Sibolga, Sumatera Utara. Dalam rekaman tersebut terdengar suara seseorang mengatakan: Astaghfirullah, banjir di Sibolga, harimau turun ke bawah. Ya Allah. Lihat sama anaknya, hati-hati.
Video ini kemudian viral dan memunculkan kekhawatiran warga bahwa banjir bandang di wilayah Sumatera telah membuat satwa liar, termasuk harimau, turun ke permukiman.
Penelusuran Fakta
A. Perbandingan Proporsi: Tinggi Harimau vs Tinggi Atap Rumah

Tangkapan layar video harimau Sumatera saat banjir. (Sumber: TikTok).
Menurut data WWF Indonesia, tinggi harimau Sumatera dewasa sekitar 60 cm. Dengan ukuran tersebut, harimau yang berjalan di air seharusnya terlihat proporsional dan tidak melebihi atau mendekati tinggi bangunan di sekelilingnya.
Namun, dalam video yang viral:
- Harimau terlihat berjalan di air, bukan berenang.
- Tinggi tubuhnya tampak mendekati tinggi atap rumah, bahkan hampir setara.
- Secara logika struktur bangunan, atap rumah hampir tidak mungkin hanya setinggi 1 meter.
Ketidakseimbangan proporsi antara ukuran harimau Sumatera dan bangunan menunjukkan bahwa visual dalam video tersebut tidak realistis dan sangat mungkin hasil manipulasi.
B. Pemeriksaan dengan Deteksi AI-Generated

Tangkapan layar hasil analisis konten video viral. (Sumber: Hive Moderation).
Video tersebut kemudian diperiksa menggunakan Hive Moderation, alat analisis untuk mendeteksi apakah suatu konten dibuat dengan kecerdasan buatan (AI).
Hasilnya:
- 99,4 persen terindikasi sebagai AI-generated.
- Hanya 4 persen yang terdeteksi sebagai non-AI.
- Untuk audio, 0 persen terindikasi sebagai suara asli.
Dengan skor setinggi ini, video tersebut sangat kuat menunjukkan bahwa visual dan audio yang muncul adalah hasil generatif AI, bukan rekaman kejadian nyata.
Kesimpulan
Klaim bahwa harimau Sumatera muncul saat banjir bandang di Sibolga tidak didukung bukti apa pun. Baik analisis proporsi fisik maupun hasil deteksi AI menunjukkan bahwa video tersebut merupakan hasil rekayasa berbasis kecerdasan buatan, bukan kejadian asli.
Dalam ukuran Fact-meter, klaim ini tergolong “Fantasi Murni”, yaitu hoaks total yang sepenuhnya dibuat-buat.
Video manipulatif berbasis AI kini semakin mudah dibuat dan disebarkan. Masyarakat diimbau untuk:
- Tidak langsung mempercayai konten dramatis yang viral.
- Memeriksa sumber resmi sebelum membagikan ulang.
- Berhati-hati terhadap narasi menyesatkan yang memanfaatkan momen bencana untuk menyebarkan kepanikan.
